Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Kamis, September 28, 2017

ISBAL !!!

Assalamu'alaikum
Hai ikhwan dan akhwat apa kabar kali ini kita akan membahas sebuah permasalahan yang mungkin sangat pelik dikalangan kita sebagai pemuda muslim yaitu permasalahan tentang yang namanya ISBAL/MUSBIL

Apa sih pengertian ISBAL ,banyak orang belum tau apa itu ISBAL
ISBAL adalah sesuai dengan Hadits dari nabi (H.R Bukhari)

 Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Kain yang di bawah dua mata kaki (ISBAL) , maka di dalam neraka”. (HR. al-Bukhari).

ISBAL menurut para ahli

Pendapat Imam Syafi’i:
Imam an-Nawawi berkata, “Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang yang sombong. Jika pada orang yang tidak sombong, maka makruh. Demikian disebutkan Imam Syafi’i secara nash tentang perbedaan antara orang yang memanjangkan kain karena sombong dan orang yang memanjangkan kain tetapi tidak sombong.

Pendapat Imam al-Bukhari:
Dalam bab ISBAL ini Imam al-Bukhari memuat hadits yang mencela orang yang memanjangkan kain dengan sifat sombong, Rasulullah Saw bersabda,
“Siapa yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah Swt tidak akan memandangnya pada hari kiamat”.

 Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu bagian kainku terujulur (panjang), melainkan bahwa aku tidak berniat sombong”.

Rasulullah Saw berkata, “Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”. (HR. al-Bukhari).

 Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt tidak memandang pada hari kiamat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena angkuh/sombong”. (HR. alBukhari dan Muslim).

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah Saw dengan kedua telinga saya ini, beliau bersabda, ‘Siapa yang memanjangkan kainnya, tidak menginginkan dengan itu melainkan keangkuhan, maka sesungguhnya Allah Swt tidak akan melihatnya pada hari kiamat’.” (HR. Muslim).
Pendapat Imam an-Nawawi: 
Adapun makna sabda Rasulullah Saw: ” Orang yang memanjangkan kainnya”.

 Maknanya adalah: orang yang memanjangkan kainnya, menyeret ujungnya karena sombong,
 : lain hadits oleh dijelaskan sebagaimana “Allah Swt tidak memandang kepada orang yang memanjangkan kainnya karena sombong”.
Kata ‘memanjangkan’ yang bersifat umum diikat dengan kata ‘sombong’, untuk mengkhususkan orang yang memanjangkan kain yang bersifat umum. Ini menunjukkan bahwa yang diancam dengan ancaman yang keras adalah orang yang memanjangkan kainnya karena sombong. Rasulullah Saw memberikan keringanan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq dengan ucapan, “Engkau tidak termasuk bagian dari mereka”. Karena Abu Bakar memanjangkan pakaiannya bukan karena sombong.

Imam an-Nawawi membuat satu bab khusus dalam kitab Riyadh ash-Shalihin

Bab: Sifat panjangnya gamis, ujung gamis, kain dan ujung sorban. Haram memanjangkan semua itu untuk kesombongan, makruh jika tidak sombong

Pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani:

Dalam hadits-hadits ini disebutkan bahwa memanjangkan kain bagi orang-orang yang sombong adalah dosa besar. Adapun memanjangkan kain bagi yang tidak sombong, zhahir hadits ini mengandung makna haram juga, akan tetapi diikat dengan hadits-hadits lain yang mengandung makna sombong. Kalimat yang bersifat umum dalam kecaman tersebut mengandung makna ikatan: bagi orang yang sombong. Oleh sebab itu tidak haram menyeret dan memanjangkan kain jika selamat dari sifat sombong

Penggunaan kalimat yang bersifat umum ini mengandung makna ikatan, diikat dengan hadisthadits yang mengikat dengan sifat sombong, maka orang yang memanjangkan kain/jubah/kaki celana dengan sifat sombong, itulah yang diancam dengan ancaman yang keras, disepakati ulama tentang ini

Pendapat Syekh DR.Yusuf al-Qaradhawi:

Salah satu metode memahami hadits dengan baik adalah:

Menggabungkan beberapa hadits dalam satu tema.

Hadits tentang Isbal, banyak pemuda Islam yang bersemangat sangat mengingkari orang lain yang tidak memendekkan pakaiannya di atas mata kaki. Bahkan mereka terlalu berlebihan dalam bersikap sampai pada tingkat menjadikan perbuatan memendekkan kaki celana sebagai syi’ar Islam atau kewajiban yang besar dalam Islam. Jika mereka melihat seorang ulama atau da’i tidak memendekkan kaki celana seperti yang mereka lakukan, mereka menuduhnya -bahkan secara terang-terangan- tidak faham agama! Sesungguhnya hanya mencukupkan diri dengan makna zhahir satu hadits saja, tanpa melihat hadits-hadits lain yang terkait dengan tema tertentu secara keseluruhan, itulah yang seringkali membuat orang terjerumus dalam kekeliruan, jauh dari kebenaran dan tujuan yang dimaksud hadits Rasulullah Saw.

Hubungan Kesombongan dan Memanjangkan Pakaian/Jubah. 
Memanjangkan jubah merupakan tradisi kesombongan raja-raja Romawi dan Persia masa silam. Untuk menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka, maka para penguasa itu memanjangkan jubah yang ujungnya dibawa oleh para pengawal dan dayang-dayang. Tradisi itu masuk juga ke dalam masyarakat Jahiliyah.






Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com